Stroke iskemik adalah salah satu jenis stroke yang terjadi akibat penyumbatan pembuluh darah di otak, yang menyebabkan aliran darah terganggu atau terhenti. Kondisi ini merupakan penyebab utama kecacatan jangka panjang dan kematian di banyak negara, termasuk Indonesia.

Karena dampaknya yang serius, pemahaman mengenai stroke iskemik sangat penting agar masyarakat dapat mengenali gejala, melakukan pencegahan, serta mendapatkan penanganan yang tepat. Artikel ini akan membahas penyebab, faktor risiko, gejala, serta cara mengatasi stroke iskemik.

Pengertian Stroke Iskemik

Stroke Iskemik

Stroke iskemik adalah kondisi di mana suplai darah ke otak terhambat akibat adanya penyumbatan dalam pembuluh darah. Hal ini menyebabkan sel-sel otak mengalami kekurangan oksigen dan nutrisi, sehingga dapat mati dalam waktu singkat.

Berbeda dengan stroke hemoragik yang terjadi akibat pecahnya pembuluh darah, stroke iskemik lebih sering disebabkan oleh pembekuan darah atau plak yang menyumbat arteri otak. Stroke mencakup sekitar 87% dari semua kasus stroke, sehingga menjadi jenis stroke yang paling umum terjadi.

Penyebab Stroke Iskemik

Stroke iskemik dapat terjadi karena berbagai faktor yang menyebabkan penyempitan atau penyumbatan arteri di otak. Beberapa penyebab utamanya meliputi:

Trombosis Arteri

Trombosis terjadi ketika bekuan darah terbentuk langsung di dalam arteri otak. Hal ini biasanya disebabkan oleh aterosklerosis, yaitu penumpukan plak lemak di dinding arteri yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

Embolisme

Embolisme terjadi ketika bekuan darah atau fragmen plak dari bagian tubuh lain (seperti jantung atau arteri besar) terbawa oleh aliran darah dan menyumbat pembuluh darah otak. Kondisi ini sering dikaitkan dengan gangguan irama jantung seperti fibrilasi atrium.

Stenosis Arteri

Penyempitan pembuluh darah di leher atau otak akibat aterosklerosis dapat memperlambat aliran darah dan meningkatkan risiko stroke.

Hipotensi Berat

Tekanan darah yang sangat rendah dapat menyebabkan aliran darah ke otak berkurang, terutama jika seseorang memiliki penyempitan pembuluh darah akibat aterosklerosis.

Faktor Risiko Stroke Iskemik

Stroke Iskemik

Beberapa faktor dapat meningkatkan risiko seseorang terkena stroke iskemik. Faktor-faktor ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu faktor yang tidak dapat diubah dan faktor yang dapat dikontrol.

Faktor yang Tidak Dapat Diubah

  • Usia: Risiko stroke meningkat seiring bertambahnya usia, terutama setelah usia 55 tahun.
  • Jenis Kelamin: Pria lebih berisiko mengalami stroke dibandingkan wanita, meskipun angka kematian akibat stroke lebih tinggi pada wanita.
  • Riwayat Keluarga: Jika ada anggota keluarga yang pernah mengalami stroke, kemungkinan seseorang terkena stroke juga meningkat.
  • Riwayat Stroke Sebelumnya: Seseorang yang pernah mengalami stroke atau serangan iskemik sementara (TIA) memiliki risiko lebih tinggi mengalami stroke iskemik di masa depan.

Faktor yang Dapat Dikontrol

  • Tekanan Darah Tinggi: Hipertensi adalah faktor risiko utama stroke iskemik karena dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan kemungkinan penyumbatan.
  • Diabetes: Kadar gula darah tinggi dapat merusak pembuluh darah dan meningkatkan risiko stroke.
  • Kolesterol Tinggi: Tingginya kadar kolesterol dalam darah dapat menyebabkan aterosklerosis dan meningkatkan risiko penyumbatan pembuluh darah.
  • Obesitas dan Kurangnya Aktivitas Fisik: Berat badan berlebih dan kurangnya olahraga dapat menyebabkan hipertensi, diabetes, dan kolesterol tinggi, yang semuanya berkontribusi terhadap stroke.
  • Merokok: Nikotin dan bahan kimia dalam rokok dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah serta meningkatkan risiko pembentukan bekuan darah.
  • Konsumsi Alkohol Berlebihan: Minum alkohol dalam jumlah berlebihan dapat meningkatkan tekanan darah serta risiko stroke iskemik.
  • Gangguan Jantung: Penyakit jantung seperti fibrilasi atrium, penyakit katup jantung, dan gagal jantung dapat meningkatkan risiko embolisme yang menyebabkan strok.

Gejala Stroke Iskemik

Stroke Iskemik

Stroke iskemik sering terjadi secara mendadak dan memerlukan perhatian medis segera. Gejala utamanya meliputi:

  • Kesulitan berbicara dan memahami percakapan
  • Lemah atau mati rasa pada satu sisi tubuh, terutama wajah, lengan, atau kaki
  • Kehilangan keseimbangan atau koordinasi
  • Gangguan penglihatan pada satu atau kedua mata
  • Sakit kepala hebat tanpa sebab yang jelas

Salah satu cara mudah untuk mengenali gejala stroke adalah dengan menggunakan metode FAST:

  • F (Face drooping): Wajah tampak miring atau sulit tersenyum.
  • A (Arm weakness): Salah satu lengan melemah dan sulit diangkat.
  • S (Speech difficulty): Kesulitan berbicara atau memahami kata-kata.
  • T (Time to call emergency services): Segera cari pertolongan medis jika mengalami gejala tersebut.

Diagnosis Stroke Iskemik

Untuk memastikan diagnosis stroke iskemik, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, seperti:

  • CT Scan atau MRI Otak: Digunakan untuk melihat lokasi dan luasnya kerusakan otak akibat stroke.
  • Pemeriksaan Doppler Karotis: Menggunakan gelombang suara untuk mengevaluasi penyempitan atau sumbatan di arteri karotis (leher).
  • Elektrokardiogram (EKG): Untuk mendeteksi gangguan irama jantung yang dapat menyebabkan emboli.
  • Tes Darah: Untuk memeriksa kadar gula darah, kolesterol, serta faktor pembekuan darah.

Pengobatan Stroke Iskemik

Penanganan stroke harus dilakukan dengan cepat untuk meminimalkan kerusakan otak. Beberapa metode pengobatan yang umum dilakukan meliputi:

Obat Penghancur Bekuan Darah

Trombolitik seperti alteplase (tPA) dapat diberikan dalam waktu 3-4,5 jam setelah gejala stroke muncul untuk melarutkan bekuan darah dan mengembalikan aliran darah ke otak.

Obat Antiplatelet dan Antikoagulan

Aspirin dan obat lain seperti clopidogrel dapat membantu mencegah pembentukan bekuan darah baru. Antikoagulan seperti warfarin digunakan untuk pasien dengan gangguan irama jantung.

Trombektomi Mekanis

Pada beberapa kasus stroke berat, dokter dapat melakukan pwvip4d prosedur trombektomi, yaitu pengangkatan bekuan darah dengan menggunakan kateter melalui pembuluh darah.

Rehabilitasi

Setelah fase akut, penderita stroke iskemik perlu menjalani terapi rehabilitasi untuk memulihkan fungsi motorik, bicara, serta kemampuan kognitif yang terganggu akibat stroke.

Pencegahan Stroke Iskemik

Langkah pencegahan stroke melibatkan perubahan gaya hidup dan kontrol faktor risiko. Beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah:

  • Mengontrol tekanan darah dengan pola makan sehat dan olahraga teratur
  • Mengelola kadar gula darah jika memiliki diabetes
  • Menjaga berat badan ideal dengan pola hidup sehat
  • Berhenti merokok dan menghindari alkohol berlebihan
  • Mengonsumsi makanan tinggi serat dan rendah lemak jenuh
  • Memeriksakan kesehatan secara rutin, terutama bagi yang memiliki faktor risiko stroke

Kesimpulan

Stroke iskemik adalah kondisi serius yang dapat menyebabkan kecacatan permanen jika tidak ditangani dengan cepat. Pemahaman tentang faktor risiko, gejala, serta cara pencegahannya sangat penting untuk mengurangi angka kejadian stroke. Dengan menerapkan gaya hidup sehat dan melakukan deteksi dini, risiko terkena stroke dapat diminimalkan.

Author